Minggu, 19 September 2010

Di Titik Pengharapan

Pagi ini, dalam perjalanan, seorang sahabat menelpon saya. Beliau mengabarkan keadaan buah hatinya saat ini. Yasmin, begitu sahabat saya itu memanggil anaknya, meski tidak tumbuh sebagaimana anak -anak pada umurnya, tetapi dia tetap bersemangat menjalani hari-hari yang dilalui bersama kelainan hati dan jantung yang dideritanya. mungkin allagile...mungkin kelainan hati yang lain.

Untuk mencari jenis kelainan yang diderita anaknya, sahabat saya harus menyetujui serangkaian pemeriksaan yang lazim, antara lain biopsi -yang sebenarnya tidak terlalu disarankan oleh Dokter. Kalaupun melakukan biopsi, kemudian tidak ada tindak lanjut, bagaimana? Toh, terapi rawat jalannya sama. Akan berbeda, jika transplantasi telah dipilih sebagai satu jawaban. Sudahkah siap baik dari segi mental maupun materi untuk menangani perjalanan pengobatan selanjutnya? Suka tidak suka, mau tidak mau, mereka harus siap untuk menyiapkan dan menjalani transplantasi, dan untuk Yasmin, masih ada permasalahan lain yang juga harus ditangani, yaitu masalah jantung.Di samping itu, ada pertanyaan lain yang juga menunggu jawaban jujur, apakah RS di Indonesia sudah siap melakukannya? RS Kariadi atau DR Soetomo? Sampai dimanakah kesiapan mereka. Saya usulkan untuk mencari second opinion ke dokter hepatolog, bisa ke bunda purnamawati atau dokter hanifah. Karena dari referensi yang ada, pemastian jenis kelainan juga bisa ditempuh dengan tes mata, atau rontgen tulang belakang... Keputusan tetap saya serahkan kepada orang tua Yasmin, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter.

Keadaan inilah yang membuat sahabat saya dan suaminya, sejenak merenung. Apa yang terbaik untuk anak mereka? Apakah mereka harus menjalani pengobatan progresif sampai dengan transplantasi? Sementara dua kasus transplantasi terakhir membuat mereka bimbang, toh sampai transplan pun belum tentu berhasil, apapun alasan dan penyebab kegagalannya. Sementara, bisa jadi transplantasi menjadi solusi, sebagaimana halnya Kevin dan Ulung....

Cita-cita mulia sahabat saya adalah merawat Yasmin, menjaganya, setidaknya agar tetap sehat dan tidak sakit-sakitan. Menjaga anak berkelainan hati seperti menjaga barang pecah belah, begitu rapuh dan ringkih. Tak tega rasanya melihat Yasmin terbelenggu dalam serangkain tindakan medis, meninggalkan keceriaan dan tingkah polahnya, untuk sesuatu yang belum bisa diyakini keberhasilannya. Tetapi jika ada keyakinan yang dapat dijadikan sandaran, maka tidak ada alasan lagi untuk mundur, demi kebaikan Yasmin. Sampai saat ini yang dilakukan adalah berobat jalan dan berkonsultasi ke Dokter. Beliau tinggalkan pekerjaannya untuk merawat Yasmin. Sempat terbersit kekhawatiran akan kekurangan biaya perawatan, tetapi ternyata Alloh Maha Kaya dan Maha Tahu. Tak bekerja pun, Alhamdulillah, mereka tetap bisa merawat Yasmin tanpa kekurangan satu apa.

Di titik pengharapan untuk kesembuhan Yasmin, terentang kesabaran seorang Ibu untuk menjalani ketentuan Alloh, berharap semoga Alloh memberi ketentuan terbaik..Dengan jalan apapun, yang mungkin tidak terduga-duga, semoga sesuai dengan yang Alloh kehendaki.

Ibu Hera, tetap bersemangat dan bersabar untuk mendapatkan yang terbaik bagi Yasmin..Amiin.

Leaflet Sahabat Hati Edisi Kedua



Pada edisi kedua ini kita akan belajar lebih jauh tentang macam-macam kelainan hati. Semoga bermanfaat. Masukan dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan.
Terima kasih