Jumat, 09 April 2010

Sepenggal Kisah Transplantasi di Jepang

Ketertarikan kami tentang transplantasi di Jepang tidak lepas dari cerita Ibu Yulia Sukanta, Ibunda dari Kevin, penderita kelainan hati allagile syndrome yang telah menjalani transplantasi hati di Mie University Jepang. Dari komunikasi email dengan Ibu Yulia, kami mendapat informasi penting mengenai transplantasi di Jepang, diantaranya:
1. Konsultasi dapat dilakukan melalui email.
Dari penuturan Ibu Yulia, sampai dengan pelaksanaan transplan, dia belum pernah bertemu muka dengan tim dokter. Semua konsultasi melalui email.
2. Penanganan yang Cepat
Pada saat akan menjalani transplan, kondisi Kevin sudah sangat memprihatinkan. Dengan keadaan yang nyaris lumpuh, Kevin dan keluarganya berangkat ke Jepang. Sesampai di Jepang, pengecekan donor-resipient dilakukan. Seminggu kemudian, operasi dilakukan. Pada saat itu, dalam usia 6 tahun, berat badan Kevin hanya 8 kg. Sangat jauh dari standar normal. Namun demikian, operasi tetap dapat dilakukan tanpa menunggu pencapaian standar berat badan normal.
3. ICU 7 pintu
Pasca operasi, biasanya pasien ditempatkan di ICU untuk pemantauan intensif. Di Jepang, ada 7 pintu yang harus dilalui, dan terdapat mekanisme suci hama bagi pengunjung, siapapun dia. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi infeksi kuman/bakteri yang sangat rawan terjadi pada pasien transplan.

Saya menyadari lain Jepang lain Indonesia. Tentunya Jepang lebih advance dalam hal teknologi, dan mungkin Jepang juga melalui learning curve yang cukup panjang.

Daftar Sahabat

Dr. Purnamawati Sujud P., Sp. A (K)
RS Pondok Indah, Jakarta
Kemang Medical Center


DR. dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K)
RS Cipto Mangunkusumo/ Klinik Kiddie Care
021-6452121

Dr. Hartantyo
RS Kariadi Semarang

Ibu Julianti
085694890147

Widuri Meintari
08111493734

Bambang Sudarmanto
RS Kariadi Semarang
bambangsdmt@gmail.com


Bpk Didik/ Ayah dari Ulung Hara Utama
Jln. Puspowarno IV No. 30, Semarang
No. Tlp. 0811297796


Herawati/Ibunda Amira Zahra (Yasmin)
email : candyalig@hotmail.com